Samosir - Bagi suku Batak jeruk purut atau anggir merupakan tumbuhan yang sakral dan sangat di hargai. Menurut suku Batak jeruk purut atau pangir merupakan tumbuhan sakti yang diciptakan Ompu Mula Jadi Nabolon atau Tuhan yang Maha Esa yang berkhasiat mengobati berbagai penyakit.
Jeruk purut atau anggir bagi orang Batak juga digunakan untuk kepentingan ritual, kegiatan adat istiadat dan kegiatan sakral dan juga untuk persembahan untuk para leluhur.
Jeruk purut pada umumnya dinamakan pangir atau anggir di kehidupan sehari-hari orang Batak. Namun, orang Batak hanya memanfaatkan jeruk purut pada saat-saat acara tertentu dan dipercayai bisa menyembuhkan berbagai penyakit dengan cara dikonsumsi dan dimandikan ke seluruh tubuh.
Pada saat ziarah, atau menghormati leluhur suku Batak juga tidak luput dari jeruk purut yang dipersembahkan kepada leluhur masing-masing dan acara ritual tertentu.
Tradisi memanfaatkan jeruk purut ini sudah turun- temurun dari nenek moyang suku Batak hingga dilakukan keturunan suka Batak sampai sekarang.
Pemanggilan arwah nenek moyang orang Batak juga tak luput dari jeruk purut atau pangir dan pengobatan tradisional Batak juga tak luput dari jeruk purut atau pangir.
Biasanya suku Batak mengkonsumsi jeruk purut dengan sederhana yaitu disajikan didalam cawan dan dicampur dengan air dan dibelah dua dan diperas didalam cawan kemudian, pangir siap dikonsumsi dengan cara diminum bersama- sama.
Secara ilmiah dari berbagai sumber, manfaat jeruk purut sangat banyak manfaatnya bagi kesehatan tubuh, diantaranya seperti meningkatkan imunitas tubuh, karena didalam kandungan jeruk purut banyak menyimpan vitamin C. Kemudian antioksidannya dapat menjaga kesehatan jantung dengan menurunkan kolesterol dan tekanan darah dan serta melancarkan pencernaan.
Manfaat jeruk purut lainnya juga dapat meredakan stres, menjaga kesehatan kulit dan rambut, serta memiliki sifat antioksidan yang dapat membantu mencegah penyakit kronis dan kanker.
Biasanya jeruk purut banyak dijual dipasar -pasar tradisional yang ada di tanah Batak, dan di daerah Samosir dapat dibeli di pajak terminal onan baru Pangururan.
(Penulis Ambrosius Simbolon, salah satu jurnalis yang bertugas di kabupaten Samosir dan dari berbagai sumber)
Posting Komentar